Senin, 16 Januari 2017

Beneran Dajavu

Pagi hari yang sangat dingin. Kurebahkan tubuhku di kasur yang empuk. Rasanya malas sekali unuk bergerak. Untuk menyapa mentari saja lewat jendela kamar rasanya sangat enggan. Aahhh aku hanya ingin menarik selimut tebal ini dan kembali ke alam mimpi.
Drrrttt drrttt. hpku bergetar sepertinya ada sms masuk. Haaahhh, mataku langsung membelalak seketika. Kaget dengan isi sms barusan yang mengatakan bahwa perkuliahan akan dimulai 5 menit lagi. Aku baru teringat hari ini ada jam tambahan mata kuliah psikologi.
Aku bergegas bangun dan hanya gosok gigi serta cuci muka. Waktunya tak cukup jika dipakai untuk mandi. Apalagi dosen psikologi terkenal sangat killer. Kuambil baju yang bisa langsung dipakai yang tak harus disetrika, rambut kukuncir kuda, tas selempang tangan langsung kusampirkan di lengan kiri, buku tebal psikologi kuambil dengan tergesa-gesa di rak buku dan sepatuku, aduuh sepatuku gak ada, di mana ini, waktu udah mepet sepatu ngilang sendiri, hanya ada sepatu sandalku yang model crocs, padahal jika masuk perkuliahan ini tak boleh menggunakan crocs. Aaahh tanpa pikir panjang, daripada aku terlambat, langsung saja kukenakan sepatu itu dan berlari menuju kampus.
Kulirik jam tanganku, waktu tinggal satu menit lagi. Kupercepat langkah kakiku. Tak berapa lama aku sudah sampai ke depan kelas. Tapi aneh kenapa kelas ini rasanya sangat sepi, tak terdengar adanya suara perkuliahan yang sedang berlangsung, karena kupikir aku sudah telat 2 menit. Kucoba ketuk pintu kelas itu tapi nggak ada jawaban. Kubuka pintu itu perlahan-lahan takut kalau-kalau sudah ada dosen psikologi tersebut.
“permisi…”. Ucapku sembari membuka pintu yang berwarna coklat tersebut. Kelas tersebut sangat gelap saat aku masuk ke dalamnya. Aku berpikir kenapa lampunya nggak dinyalain, dan kenapa sepertinya suasana sangat sepi. Tiba-tiba “braaaak” terdengar pintu yang ditutup dengan sangat keras sampai-sampai dindingnya ikut bergetar. Aku menggigil ketakutan. Kuraih hpku yang berada di dalam tas karena bergetar seperti ada sms yang masuk. Kubuka sms tersebut dan
“woiiii bangun woii… udah siang nih. Kamu nggak kuliah? Ini ada jam tambahan pak dirman loh perkuliahan psikologi”. Seru seseorang membangunkan dan menggoyang-nggoyangkan tubuhku. Aahhh kubuka mataku ternyata aku masih berada di kamar kos-kosan. Kuambil hp jadulku dan kulihat sudah jam 8.35. sedangkan perkuliahan akan dimulai pada jam 8.40. aku segera bergegas bangun dan kulihat teman yang tadi membangunkanku sudah rapi berpakain dan hendak berangkat.
“din kamu berangkat sekarang?” ucapku pada dinda, teman satu kamarku.
“ya iyalah rara sayang. Kamu nggak lihat tuh udah jam berapa, Aku berangkat duluan yah. Takut telat. Bye.” Ucapnya sembari meninggalkanku yang masih duduk di kasur. Aku segera tersadar dan menuju kamar mandi, kugosok gigi dan cuci muka, mengambil pakain yang tanpa harus disetrika, serta mengambil tas hingga memakai sepatu crocs. Kejadian ini seperti dalam mimpi. Dejavu. Teriakku dalam hati. Kejadian sampai di kampus persis seperti apa yang sudah kualami dalam mimpi. Dan “braakkk” terdengar suara pintu.
“rara lu ngapain bengong aja di situ. Katanya ada jam tambahan.” Ucap bintang, tetangga kamarku yang kebetulan lewat ke depan kamarku dan melihatku sedang melamun. Aku terbelalak kaget. “loh, bukanya aku udah di kampus yah?”. Tanyaku bingung. “di kampus apaan? Tadi si dinda udah berangkat duluan katanya lu lelet.” Jelasnya.
Aku menggaruk-nggaruk kepalaku yang tak gatal. Kulirik arloji pinkku dan sudah jam 09.30. what??? Aku kaget dan langsung terlonjak bangun dan berjalan mondar-mandir bingung.
“lu kenapa ra?” Tanya bintang dengan penasaran.
“ini bi liat jam Aku”. Jawabku sembari menunjukan arlojiku ke bintang.
“ea, arloji lu kenapa?”. Tanya bintang dengan menatap heran ke arahku. “aaaa… mati aku”. Teriakku histeris sambil memegang kepalaku dengan kedua tangan. “heiii sadar lu ra… lu kenapa tiba-tiba gitu? Lu kesurupan?”
“Aku telat bintang, perkuliahan udah dimulai, mana ini perkuliahan psikologi lagi, aduuuhhh”. Teriakku pada bintang, dan bintang menatapku heran serta menahan tawa dan tawa bintang meledak juga. “hahahhaha… lu kebanyakan ngelamun and ngekhayal nggak jelas, makanya jadi gitu.” Teriak bintang sembari berlalu ke luar kamar meninggalkanku yang lagi bingung dan menangis sedih.
Aku terduduk lemas di kasur, karena jika berangkat kulah sudah nggak memungkinkan, karena telat banyak, dan jika nggak masuk kuliah akan dapat 1 poin yang berdampak pada pengurangan nilai. aaaahhh.
Pesan buat pembaca semuanya, jangan suka mengkhayal yang nggak jelas, nanti jadinya kaya aku ini, nggak masuk kuliah gara-gara kebanyakan ngekhayal. Kita harus selalu memikirkan hal-hal yang nyata aja yaaahhh…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar