Namaku Nadira Naumi Putri, mama memanggilku dengan sebutan naumi. Dan aku tidak memiliki saudara di keluarga karena kebetulan aku adalah anak tunggal. Entah mengapa aku menyukai hujan bahkan benar-benar menyukainya dan selalu berharap hujan bisa turun setiap hari, setiap kali hujan datang aku selalu melihat di balik jendela kamar sambil mengingat seseorang yang pernah datang sesaat di kehidupanku.
Kejadian itu bermula ketika aku sedang menunggu mama untuk menjemputku sepulang sekolah, tiba-tiba hujan turun dengan deras, aku menggerutu kesal sambil cemberut menatap jalanan yang mulai diguyur rintik-rintik air yang begitu bening. Lalu seseorang laki-laki mendekatiku dengan tiba-tiba sambil menyodorkan tangannya, “nanthan”, ujarnya singkat, “naumi”, jawabku sambil tersenyum ketus. “Kamu kenapa cemberut?” “Aku kesal sama hujan, karena hujan mama telat jemput aku”.
Dengan tersenyum lucu nathan menatap wajah kesalku, “kamu harus tau naumi, hujan adalah bagian indah yang Tuhan berikan kepada kita agar kita tau rasanya bersyukur”. Aku terdiam sejenak sambil merenungkan apa yang barusan dikatakan oleh nathan. Lagi-lagi nathan tersenyum ke arahku sambil terus berbicara, dan terus melanjutkan pembicaraannya yang seolah-olah tiada habisnya.
Dengan tersenyum lucu nathan menatap wajah kesalku, “kamu harus tau naumi, hujan adalah bagian indah yang Tuhan berikan kepada kita agar kita tau rasanya bersyukur”. Aku terdiam sejenak sambil merenungkan apa yang barusan dikatakan oleh nathan. Lagi-lagi nathan tersenyum ke arahku sambil terus berbicara, dan terus melanjutkan pembicaraannya yang seolah-olah tiada habisnya.
Setelah hujan berhenti akan ada warna yang sangat indah menghiasi langit, dia adalah pelangi, nathan berkata kepadaku. Hujan pun berhenti, nathan menunjuk sesuatu ke arah langit, “kamu harus melihatnya!” Ujar nathan, aku pun segera melihat ke arah langit yang terdapat sebuah lengkungan berwarna yang begitu cantik. “Kamu tau naumi warna pelangi ada berapa?” “Ya, aku tau, pelangi memiliki tujuh warna yang berbeda”, nathan tertawa mendengarkan jawabanku, “aku salah ya?” Wajahku kembali cemberut, “tidak! Kamu tidak salah, tapi pelangi terdiri dari warna yang ada di seluruh dunia hanya saja mata kita kurang jeli membedakannya”. “Ouh begitu” aku mengangguk pelan ke arahnya.
“Aku harus pulang naumi, semoga kita bertemu lagi di hujan yang selanjutnya”, ujar nathan sambil berlalu pergi. Aku kebingungan dengan apa yang dikatakan nathan barusan, sosok yang baru aku temui hari ini.
Sejak saat itulah kenapa aku menyukai hujan, karena ketika hujan datang aku merasakan ada seseorang yang memperhatikanku di balik derasnya hujan dan aku yakin dia adalah nathan.
“Aku harus pulang naumi, semoga kita bertemu lagi di hujan yang selanjutnya”, ujar nathan sambil berlalu pergi. Aku kebingungan dengan apa yang dikatakan nathan barusan, sosok yang baru aku temui hari ini.
Sejak saat itulah kenapa aku menyukai hujan, karena ketika hujan datang aku merasakan ada seseorang yang memperhatikanku di balik derasnya hujan dan aku yakin dia adalah nathan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar